GERAKAN KAUM MUDA, BUTUH POSISI YANG JELAS

Oleh Yohanes Supriyadi

Bila Anda termasuk yang menginginkan figur muda tampil pada Pemilihan Legislatif 2009, bersiap-siaplah kecewa. Pasalnya, peluangnya begitu tipis. Menurut pengamatan saya, untuk Calon Legislatif nama-nama yang berpeluang muncul sebagai nomor jadi (nomor urut 1) masih muka-muka lama, walaupun mereka berpindah-pindha partai (partai baru).Lantas, bagaimana dengan figur muda, figure baru ? Menurut saya, calon legislative muda dan baru akan sangat sulit untuk maju ke dalam caleg pemilu mendatang. Hal itu karena gerakan yang diusung oleh kelompok sangat sentralistis dan tidak membumi. Hal ini, membuat masyarakat belum bisa menerima kehadiran calon pemimpin muda. ? Masyarakat tidak banyak memahami apa yang akan diusung,?

Para pengusung gagasan pemimpin muda tentu boleh sewot dengan komentar pedas ini. Tapi, tak elok kiranya jika lantas balik mengecam, ataupun menuding. Kalau itu yang dilakukan, lah, apa bedanya dengan perilaku politisi tua yang tak bisa menerima dikritik.

Sejatinya soal gerakan yang sentralistis dan tak membumi bukanlah kritik yang sama sekali baru. Di kalangan penggagas kepemimpinan kaum muda, kritik serupa juga sudah terlontar. Ini terkait minimnya keterlibatan pelaku demokasi dari daerah. Ikhwal minimnya pelaku daerah sebenarnya tak sepenuhnya tepat. Dalam pengamatan berpolitik, kerja gerakan ini lebih bersifat jejaring ketimbang melakukan mobilisasi massa. Hanya memang, tak semua "kelompok" di daerah sempat atau mau disapa oleh gerakan ini.

Gerakan kaum muda, tak sekadar mengusung orang muda, tapi juga gagasan baru. Artinya, orang muda saja tak cukup kalau ia nyatanya mengusung gagasan lama yang bersifat korosif bagi demokrasi. Pada titiklah kesulitan sebenarnya dimulai. Ketika kaum muda melancarkan pembaruan berpolitik, dibutuhkan waktu untuk mengedukasi masyarakat. Tak sekadar mengembangkan penerimaan terhadap gagasan baru, tapi juga mendorong perubahan sikap. Semua itu membutuhkan waktu.

Merupakan kewajaran kalau gagasan kaum muda belum mendapat respon. Sekarang mereka masih berkonsentrasi menyusun platform. Tanpa platform, apa yang bisa ditawarkan kepada publik untuk menyokong kepemimpinan muda. Platform memang penting. Tapi sebaiknya gerakan kaum muda jangan mengabaikan perlunya segera melakukan positioning yang bisa membedakan mereka dengan kerumuman politisi yang kini tengah memburu kekuasaan. Tanpa positioning yang jelas, niscaya gerakan ini bakal disatukeranjangkan. Aturan dasarnya, jangan sampai gerakan kaum muda dipositioning oleh pihak lain. Kebutuhan itu semakin nyata karena secara cerdik Faisal H Basri, melalui Pergerakan Indonesia juga mengembangkan gagasan yang hampir mirip. Berkat sokongan dana yang cukup kuat, PI secara agresif mendatangi komunitas politik di sejumlah daerah.

Di Pontianak, umpamanya, sejumlah aktivis sempat menyamakan saja manuver Faisal H Basri. Faktor lain yang membuat dukungan kepada gerakan kaum muda masih minim adalah belum jelasnya figur yang hendak mereka usung. Persoalannya, gerakan ini nyatanya tak hendak berfokus pada caleg. Tapi menginginkan kaum muda yang kompeten dan berintegritas mengisi berbagai posisi jabatan publik. Jadi, tidak berfokus pada satu orang. Pilihan ini ada keuntungannya. Ini menghindari personalisasi gerakan kepada figur tertentu. Repotnya, hal itu juga sekaligus menyulitkan publik membangun asosiasi. Inilah kiranya yang membuat mereka ngotot untuk menuntaskan platform terlebih dahulu sebelum menggerakkan diri ke daerah secara lebih masif.




2 komentar:

diriku adanya mengatakan...

Dalam hal ini peluang menjadi pemimpin kaum muda sangatlah tipis.
mengapa??trackrecord-nya belum ada, banyaknya-pun hanya baru mampu menduduki jabatan legislatif, ketua apalah dan apalah..bla..bla... yang dimana kebijakan yang diambil-pun masih dalam tahap internal, contoh saja partai,ormas,OkP ntah apalah namanya....apalagi aktor lama masih berperan, mana lagi bersifat situsional, Apalagi pergerakan kaum muda pada umumnya affermative action bersifat sementara, yang hanay bisa di jadikan boneka politik, oleh pelaku2 politik yang memperebutkan kekuasaan...wah...wah gawat neh..yah masih bersifat sentralistik, di butuhkan kerja keras dalam hal ini, lain kalo artis muda...wah ini lain lagi ceritanya...(panjang bahasnya)intinya ya, selagi belumbisa memberikaan sejarah,hal pembahruan pada rakyat tidak ada minat dalam memilih pemimpin muda, sulit...tapi mana tau yah Bg, angin politik, mungkin lebih di fokuskan ke postioning yang jelaslah buat ke depanya. Gbu

Yapit Bernarth mengatakan...

belum tentu coy.....!!!

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons