PETA CENDEKIAWAN DAYAK DAN PENGARUHNYA DI KALBAR

Oleh Yohanes Supriyadi

Setelah bergelut sekian tahun pasca reformasi di Indonesia, pada tanggal 5 Juni 2005, dua kelompok cendekiawan Kalbar, yang didominasi kalangan Dayak berkumpul di Ngabang, ibukota Kabupaten Landak, yakni ISKA (Ikatan Sarjana Katolik) dan PIKI (Persatuan Intelegensia Kristien Indonesia). Topic utama yang dibahas adalah “PILKADA di Kalbar dan Menggagas kepemimpinan Kalbar Masa Depan”. Secara umum, PILKADA mendominasi hamper semua waktu dan energy berbagai kelompok peserta, dengan persoalan pokok, bagaimana memenangkan pemimpin Dayak dalam Pilkada Gubernur Kalbar.

Pertanyaan muncul dalam benak saya, pertama, seberapa jauh perjuangan kelompok cendekiawan yang tersebar di dua kelompok saat ini ? mungkin terlalu naïf untuk menyimpulkan perjuangan kedua kelompok pasti berhasil seratus persen atau gagal total. Sebaliknya, tentu tidak mudah menjawab pertanyaan diatas. Dan tulisan ini bukan bermaksud mencari jawaban pasti, sehingga saya hanya mencoba membuat gambaran peta kepemimpinan Dayak saat ini serta kedekatan pada akar rumput.
Kedua, kenyataan-kenyataan social yang sedang terjadi dalam masyarakat Dayak itu sendiri. Ketiga, saya menyadari kekurangan yang ada, sehingga tulisan ini hanya dilihat sebagai salah satu pemikiran alternatf. Keempat pengalaman saya akan member warna tersendiri, saya telah “bekerja” dipedesaan sejak mahasiswa di daerah Kabupaten Pontianak (1998-2000) dan Kabupaten Landak (2001-sekarang) hingga di Kabupaten Bengkayang, Kubu Raya, Sambas, dan Kota Singkawang (2005-sekarang).

Dari pengamatan saya, setidaknya ada 5 kelompok cendekiawan Dayak di Kalbar, yang berpengaruh langsung maupun tak langsung dalam kemajuan Dayak, khususnya sesuai topic pembahasan dalam pertemuan dua kelompok intelektual diatas. Kelompok pertama , mereka yang orientasi utamanya pada pemberdayaan masyarakat. Payung dari kelompok ini adalah Yayasan Sosial Pancur Kasih. Hingga saat ini telah berkembang luas selain bidang penyediaan kredit juga dalam bidang advokasi terencana dan intensif. Kedekatan dengan masyarakat pedesaan cukup kuat khususnya dalam masalah-masalah ekonomi dan masalah adat. Kelompok ini terbilang kuat karena memiliki aktivis yang memiliki komitmen kuat serta dana memadai untuk terus berkembang. Sifat dan kedekatannya dengan masyarakat desa atau akar rumput bersifat “longgar” artinya, sejauh perhitungan hutang-piutang. Selama kewajiban sudah selesai, maka masyarakat merasa tidak ada ikatan apa-apa lagi. Karena ruang kegiatannya dalam pemberdayaan masyarakat, maka kelompok cendekiawan ini amat menghargai kebebasan. Kelebihan kelompok ini adalah memiliki pengaruh kuat pada kelompok cendekiawan adat. Mereka melakukan pembelaan pada nilai-nilai budaya. Hubungannya termasuk dengan berbagai LSM di Kalbar cukup kuat atau sering terlibat aktif dalam wadah forum LSM di tingkat nasional dan internasional. Kelompok kedua, kelompok cendekiawan adat. Adalah mereka yang focus pada masalah-masalah budaya Dayak. Payung dari kelompok ini adalah Dewan Adat Dayak (DAD) dan lembaga adat-kehidupan masyarakat sehari-hari. Kelompok ini memiliki kekuatan pada saat peristiwa adat seperti perkelahian, pernikahan, perladangan, kematian, dsb. Kedekatannya dengan kelompok pedesaan tidak terlalu kuat lagi (hanya peristiwa adat saja). Ada kecendrungan nilai perjuangannya tidak begitu murni lagi. Apalagi sejak lembaga adat ini terpecah sejak tahun 1987. Karena kelemahan utamanya dalam pendanaan perjuangan, maka mereka bisa saja kompromi atas idealismenya. Penerapan hukum adat yang kadang dinilai berlebihan bagi kelompok lain menjadikan citra kelompok ini semakin dipertanyakan. Kelompok ketiga, adalah kelompok cendekiawan spiritual. Mereka umumnya berasal dari para rohaniwan atau melakukan peran lingkupnya di spiritual Gereja. Kelompok ini bersinggungan amat rapat dengan kelompok cendekiawan adat. Mengurusi kematian, pernikahan, dll. Berbagai institusi gerejai tumbuh pesat, khususnya Gereja Protestan akhir-akhir ini. Kelompok ini mengorganisir diri dan eksistensinya agar lebih kuat dengan membuat wadah bersama dengan nama JPHT (Jaringan Pelayanan Hamba Tuhan) yang tersebar hamper disemua kecamatan dan desa di Kalbar. Seperti wadah cendekiawan adat, kelompok ini juga kadang tidak bisa melakukan pengaruhnya secara optimal terhadap masyarakat pedesaan karena kendala dana. Kelompok keempat, adalah kelompok cendekiawan yang menyebut dirinya sebagai kelompok intelektual. Dalam peran social, mereka berada di PIKI, ISKA dan Universitas. Peran mereka lebih pada pencerahan dalam konsep kehidupan social dan teknologi. Pengaruh mereka terpusat pada masalah pembangunan. Hubungannya dengan akar rumput tidak begitu intens, mereka bersifat insidentil. Lebih spesifik lagi, pengaruh mereka lebih bersifat mempengaruhi kebijakan atau pengaruh pada middle level seperti kelompok adat. Dengan kata lain, mereka ini lebih dekat dengan birokrat dan ormas serta tentunya dengan perguruan tingi dimana mereka mengembangkan profesi keilmuannya. Kelompok ini juga tidak memiliki dana yang cukup, sehingga tidka maksimal dalam operasionalnya. Dan Kelompok kelima, adalah kelompok yang menamakan dirinya Pergerakan Cendekiawan Dayak (PCD). Bila keempat kelompok cendekiawan diatas saling beradu pengaruh dan terfokus pada lingkup kelompok yang diwakilinya, maka kelompok ini lebih cair. Anggota kelompok ini terdiri dari universitas (perguruan tinggi), birokrat, politisi, LSM, rohaniwan,dan kelompok adat. Hamper semua anggota kelompok cendekiawan dari empat kelompok bergabung dikelompok ini. Dengan demikian, kelompok ini merupakan gabungan dari berbagai kelompok untuk tujuan bersama. Mereka dekat dengan akar rumput, keterikatan dengan adat dan gerea, dekat dengan politisi dan birokrat serta dekat dengan lembaga penyandang dana nasional dan internasional. Dalam berbagai PILKADA di Kalbar, kelompok ini terus memenangkan pertarungan politik dengan menjadi konsultan-konsultan politik bagi calon Kepala Daerah yang disepakati bersama untuk didukung, karena alas an strategis dan visioning Dayak.

Patut diakui, bahwa kelima kelompok diatas memiliki kelebihan masing-masing sesuai disiplin bidang yang digeluti. Massa akar rumput biasanya akan merujuk (mencari jawab) pada kelompok dengan menilik kelebihan mereka, sebagaimana diuraikan diatas. Biasanya kelompok cendekiawan akan menjadi referensi manakala ada masalah menerpa. Masyarakat Dayak pedesaan akan menyesuaikan dan bahkan telah terbiasa untuk melakukan konsultasi pada kelima kelompok kekuatan diatas, baik secara sendiri-sendiri maupun mengatasnamakan nama kelompoknya.

Harus diakui, kelompok pertama dan kelompok kedua adalah kelompok yang terdekat dan memiliki pengaruh lebih kuat dibanding dengan tiga kelompok lainnya. Pasalnya, mereka memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang dihadapi setiap saat dan tersebar secara formal di hamper seluruh kecamatan di Kalbar. Kelompok pertama dengan program pemberdayaan mampu menopang keluarga dalam usaha dan kebutuhan dasar sehari-hari. Sedangkan kelompok kedua dengan program revitalisasi adat dan hokum adat. Secara factual, kedua kelompok memiliki hubungan erat dalam memperjuangkan keberlangsungan budaya local. Namun sayangnya, kedua kelompok ini tidak menyatu dalam gerakannya.

Dari pengamatan, sejak tahun 1980-an, pola kedekatan masyarakat pedesaan dengan kelima kelompok diatas memiliki kecendrungan, sbb:
1. Masyarakat Dayak lebih memiliki kebebasan. Mereka tidak suka terikat pada salah satu kelompok.
2. Kedekatan terhadap pemimpin bersifat longgar. Artinya, mereka tidak terlalu terikat dengan janji (mudah berubah) yang dibuat bersama.
3. Factor ikatan primordial lebih kuat pengaruhnya dibandingkan dengan ikatan ekonomi
4. Kepercayaan dengan pemimpin formal penuh kecurigaan (kurang percaya), mereka justu lebih percaya pada kelompok-kelompok yang konsisten membantu mereka.
5. Mudah terprovokasi sebagai akibat langsung dari lemahnya pengetahuan dan pendidikan serta materi (secara umum).

AKTIVIS EKONOMI & PEMBERDAYAN ADAT & BUDAYA SPIRITUAL- AGAMA CENDEKIAWAN AGAMA PERGERAKAN
Diwakili oleh Pancur Kasih + LSM Lain Diwakili oleh Lembaga Adat, Dewan Adat & Aliansi Masy. Adat Diwakili oleh JPHT-Pastoran-IKDI Diwakili oleh ISKA-PIKI Diwakili oleh Pergerakan Cendekiawan Dayak
Kredit usaha Mendirikan rumah, membuka ladang, pertanian, pernikahan, dll Mendirikan rumah, membuka ladang, pertanian, pernikahan, dll Pengaruh terhadap pemikiran, teknologi Pengaruh terhadap pemikiran, teknologi, Media,
Social, pendidikan,Penelitian Bepergian jauh-keluar daerah Bepergian jauh-keluar daerah Advokasi kebijakan Advokasi kebijakan (legal, paralegal, dll)
Bepergian jauh-keluar daerah Bepergian jauh-keluar daerah Supporting Mendirikan rumah, membuka ladang, pertanian, pernikahan, dll
Media Supporting orang kampong Bepergian jauh-keluar daerah
Advokasi Pendidikan dan pelatihan Fasilitasi Pendidikan dan pelatihan politik, penelitian
Midle High Low middle high Low middle high Low middle high Strongh Middle high
(sumber: Seminar hamba-hamba Tuhan dan tokoh masyarakat, 5 Mei 2006)

Saya harus mengakui, bahwa pengaruh antar kelompok cendekiawan diatas sangat kuat dikalangan masyarakat Dayak. Namun, secara riil politik kedepan, berikut ini gambarannya,:
1. Kelompok pertama. Kelompok ini mengusung tokoh utamanya sebagai salah satu Calon Wakil Gubernur Kalbar dalam PILKADA Gubernur Kalbar. Gerakan politik kelompok ini sangat massif, karena dilakukan oleh aktivis-aktivis pemberdayaan rakyat. Namun, hasil akhirnya, wakil kelompok ini kalah.
2. Kelompok kedua. Secara kelembagaan, kelompok ini tidak memihak kepada salah satu paket calo gubernur/wakil. Namun, secara personal, beberapa pengurusnya terlibat langsung dalam PILKADA dengan menjadi tim kampanye keempat calon yang bertarung.
3. Kelompok ketiga, keempat dan kelima. Kelompok ini mengusung tokoh utamanya sebagai salah satu Calon Gubernur Kalbar. Gerakannya juga sangat massif dan terorganisir hingga ditingkat pedesaan karena dilakukan oleh gabungan dari aktivis pemberdayaan rakyat, pemimpin formal masyarakat, perguruan tinggi, pemimpin agama, pemimpin adat, dll. Umumnya, gerakan ketiga kelompok ini dikoordinir oleh anggota kelompok kelima (PCD). Hasil akhirnya adalah calon yang diusung menjadi pemenang PILKADA Gubernur.



1 komentar:

Anonim mengatakan...

Tulisan artikel di blog Anda bagus-bagus. Agar lebih bermanfaat lagi, Anda bisa lebih mempromosikan dan mempopulerkan artikel Anda di infoGue.com ke semua pembaca di seluruh Indonesia. Salam Blogger!
http://www.infogue.com/
http://kalimantan.infogue.com/peta_cendekiawan_dayak_dan_pengaruhnya_di_kalbar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons