Yohanes Supriyadi
Awalnya hanya ada orang Dayak di Menjalin . Mereka hidup berkelompok-kelompok dan tinggal dirumah-rumah “rentetn”. Pada Abad 14, Menjalin mulai ramai, terutama sejak migrasinya orang Cina dari Brunei ke Mempawah atas undangan Raja Mempawah untuk menambang emas di Mandor. Dari tahun ke tahun, warganya semakin banyak, orang Cina bahkan mendirikan perkumpulan besar (Kongsi). Karena alasan politik dan keamanan, 10 Kongsi yang sudah terbentuk diberbagai tempat (Lamoanak, Mandor, Sangking, Sompak, Tempoak, Batu Raya, Thai Kong, Jung Kat, Pahu Man dan Mempawah) mendirikan Negara Republik Lan Fang yang beribukota di Mandor pada tahun 1770, ini Republik Pertama di Dunia !. Sebagai sumber pendapatan Negara, Republik ini mengeksplorasi pertambangan emas di daerah Lamoanak dan sekitarnya, (dikawasan Bukit Samabue) yang kaya emas, dll. Karena terancam, Dayak menyatakan perang terbuka dengan Republik Lan Fang di Lamoanak dan sekitarnya pada tahun 1774-1776 . Perang ini dikenal sebagai “Perang Lamoanak”. Perang ini menyebabkan perpindahan (migrasi) warga Binua Lumut, Binua Saba’u, Binua Buah Muda’ menuju daerah-daerah selatan, an. Sei Ambawang, Retok, Kuala Mandor. Peperangan ini terus berlanjut pada tahun 1823- 1884 di Kongsi Thaikong-Mandor, dan Sam Thiao. Pada tahun 1884, kongsi-kongsi ini dibubarkan oleh Belanda. Pasca pembubaran Kongsi, warga Cina kemudian menyebar di seluruh perkampungan pedalaman, hidup bersama Orang Dayak.
Menjalin juga pernah menjadi basis pertahanan rakyat ketika melawan Belanda, khususnya di Sepanjang Sungai Mempawah dan Sungai Malinsapm dimasa pemerintahan Panembangan Adijaya (1890-1900). Pada peristiwa “demonstrasi” tahun 1965-1968 dominasi Cina sudah berkurang dipedalaman dan mengakhiri sejarah panjang perang ideology internasional dipedalaman.
Setelah Perang Dunia II, hidup 4 ideologi besar di dunia; Kapitalis, Sosialis, Komunis dan Islam. Sepanjang sejarahnya, hubungan antar ideology ini cendrung konfliktual. Dalam konteks Indonesia, 4 ideologi ini berupaya disambung-sambungkan, sehingga lahirlah ideology baru yang dikenal PANCASILA. Oleh Bung Karno, pendiri Republik Indonesia, memasukan Pancasila ini dalam konsep NASAKOM (Nasionalis, Agama dan Komunis) dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa.
Sejak 1966, dengan tumbangnya ORDE LAMA, atas jasa Amerika, pemerintahan Orde Baru menganut ideology kapitalis (yang dikembangkan Amerika) yang bersembunyi dibalik NASIONALISME INDONESIA .
Pada perkembangannya, atas nama Nasionalisme Indonesia inilah, didatangkan warga Indonesia dari pulau lain ke Kalimantan melalui program transmigrasi. Modusnya juga macam-macam. Untuk mengatasi kekurangan guru di Kalbar, misalnya Pemerintah Jakarta mengirimkan guru-guru dari NTT dan Jawa untuk mengajar disekolah-sekolah Kalbar. Akhirnya perkawinan campur (suku dan agama) menjadi hal yang biasa kita temui dimasyarakat .
Atas nama nasionalisme Indonesia, system pemerintahan local juga diseragamkan menjadi system pemerintahan Desa . Akibatnya, kewibawaan adat dan lembaga adat semakin berkurang. Sebagai catatan, sebelum Jepang masuk Kalbar, Orang Dayak masih sangat terikat dengan adat. Adat adalah sesuatu yang suci, sacral, warisan nenek moyang yang tidak bisa dan tidak boleh diganggu. Melanggar adat terlalu berbahaya. Dengan demikian, adat dan hukum adat masih sangat berpengaruh di masyarakat. Lembaga adat dan pemimpin adat masih sangat berwibawa. Wilayah adat juga masih aman, cukup untuk menjadi “mini market” masyarakat adat. Hari ini, kita masih menyaksikan adanya dualisme pemimpin di kampong-kampung, yang secara ideology berbeda. Yang satu tetap berpegang pada ajaran-ajaran leluhur dan yang lain berpegang pada peraturan pemerintahan (birokrasi/hirarki pemerintahan).
Atas nama nasionalisme Indonesia, bumi dan kekayaan alam Kalimantan, dimana Orang Dayak hidup mulai dieksploitasi tanpa batas. Dayak hanya menjadi penonton, pembangunan ditanahnya sendiri. Ekologinya rusak parah.
Kondisi ini semakin diperparah dengan terancam hilangnya pengetahuan asli masyarakat adat karena penerapan budaya lisan sejak awal sejarah. Ada “system pengetahuan” yang terputus antar generasi, seiring dengan meninggalnya tokoh-tokoh tua yang belum sempat “mentransfer” ilmu pengetahuannya kepada anak cucu .
Transformasi ideology ini, akan terus terjadi tanpa ada yang mampu mengubahnya. Bagaimana pemuda adat mensiasatinya untuk kemajuan Menjalin ?
ARAH PERJUANGAN PEMUDA ADAT; Konteks Menjalin Hari Ini
Hari ini, kita tidak ada visi yang dibuat, dilaksanakan dan dikontrol bersama oleh seluruh pihak di Menjalin. Semua masih berjalan sendiri-sendiri. Kedepan, sebagai Pemuda Adat kita harus mulai memikirkan agenda merumuskan dan menyepakati VISI KECAMATAN. Didalamnya memuat misi, program-program strategis dan tahapan pencapaiannya secara sistematis dan terukur. Ini penting, agar Menjalin menjadi garda terdepan kemajuan di Kalbar. Sebagai catatan, Menjalin akan menjadi salah satu jalur “sutra” internasional, jika pada tahun 2008 ini Border Jagoi Babang di Kab. Bangkayang dibuka.
Hari ini, Menjalin memiliki potensi SDM yang tinggi . Namun, tenaga ahli/terampil dengan pendidikan formal yang tinggi belum ada PETA/data base. Akibatnya, tenaga-tenaga ahli/terampil ini harus berjuang sendiri-sendiri untuk memperoleh pekerjaan diberbagai sektor. Para pejabat, DPRD, pengusaha, dll asal Menjalin tentu sulit untuk merekrut tenaga-tenaga ahli/terampil asal Menjalin bila ada peluang, karena tidak adanya data yang jelas mengenai ini sebagai dasar.
Hari ini, kita juga perlu dipikirkan dan buat aksi bersama dari semua pihak untuk meninggikan kualitas lulusan SMU/SMK yang ada dan mendirikan Perguruan Tinggi di Menjalin .
Hari ini, ada tren Pemuda Adat Dayak sangat terobsesi dengan dunia politik (merebut kekuasaan politik/pemerintahan), guru dan perawat/bidan. Mudah-mudahan, di Menjalin tidak terlalu. Pemuda Menjalin hari ini perlu terobsesi untuk menjadi teknorat, ekonom
Hari ini, potensi konflik makin terbuka lebar, karena pluralitas masyarakat Menjalin dan perkembangan zaman. Karena itu perlu ada organisasi (ikatan) pemersatu masyarakat kecamatan menjalin baik di menjalin sendiri maupun di luar kecamatan menjalin, sebagai wadah komunikasi dan informasi. Di tingkat mahasiswa, sudah mulai dirintis akhir tahun 2007 dengan pembentukan Formalin (Forum Mahasiswa Menjalin) di Kota Pontianak
Hari ini, tradisi lisan masih sangat kuat di Menjalin, kita harus mem-back up tradisi ini agar tidak hilang. Caranya, dengan mengembangkan tradisi tulisan (menulis). Yang harus Pemuda Adat buat adalah: (1)Menginisiasi penulisan hukum adat dan adat istiadat, sebagai dasar untuk mengajukannya menjadi Mata Pelajaran Muatan Lokal disekolah-sekolah yang ada di Menjalin. (2) Menginisiasi pembuatan peta (detail) tata guna lahan Kecamatan Menjalin.(3). Menginisiasi publikasi Kecamatan Menjalin agar semakin dikenal lagi didunia internasional melalui Teknologi Informasi (TI) berbasis masyarakat.
disampaikan dalam Seminar Pemuda Adat se-Kecamatan Menjalin, 8 Mei 2008
IDEOLOGI DAN ARAH PERJUANGAN PEMUDA ADAT
Yohanes Supriyadi
No comments
0 komentar:
Posting Komentar