Oleh Yohanes Supriyadi
“aku datang untuk membantu kalian, agar sejahtera dan maju” ujar seorang Caleg diKampung Taradu pada PEMILU 2004 lalu. “dan ini bukan sekedar janji, tetapi bukti” lanjutnya. Ya, ia bersama pengikutnya memang sedang bertemu muka sambil makan bersama dengan memotong seekor babi. Esoknya, ratusan baju kaos partai mulai dibagikan, selain memberi alat-alat pertanian berupa cangkul, parang dan caping. Sang caleg memang berambisi untuk duduk sebagai legislative. Selain memberi berbagai keperluan penduduk, ia juga menjanjikan bila menang dikampung itu dan terpilih akan memberi bibit karet “labos”.
Orang kampung (Dayak) memang sangat percaya janji, dalam pemilihan hamper 90 % sang caleg mendapat suara. Diberbagai tempat, karena modusnya sama dengan penduduk dikampung ini, sang caleg mendapatkan suara yang sangat signifikan. Ia dinyatakan KPU terpilih dengan suara terbanyak. Jadilah ia legislative.
Pada tahun pertama, tahun kedua, dan tahun ketiga sebagai legislative, sang legislator mulai jarang nampak dirumah. Bila beberapa orang penduduk singgah dan bermaksud menagih janji, istri sang legislator selalu mengatakan; “bapak tak ada ditempat, beberapa lama ia ke Jawa”. Atau “bapak lagi keluar kota, untuk suatu keperluan” dan ratusan alasan lainnya. Lama-kelamaan penduduk dan tentunya pendukung bosan untuk bertanya dan berkunjung lagi, karena selalu tidak berhasil bertemu dengan wakilnya.
Akan tetapi pada tahun keempat sebagai legislatif, sang legislator kembali membuka pintu rumahnya lebar-lebar dan berkeliling kampung dengan frekwensi sangat tinggi
“aku datang untuk membantu kalian, agar sejahtera dan maju” ujar dia di kampong yang sudah 4 tahun tak dikunjunginya lagi. “dan saya bukan hanya mengumbar janji, tetapi bukti” lanjutnya.
Karena orang kampung memang sangat pemaaf dan selalu percaya janji, dalam pemilihan hamper 80 % sang caleg tadi mendapat suara terbanyak. Kebetulan ia juga mendapat nomor urut 1 (pertama). Ia dinyatakan KPU terpilih lagi dengan suara terbanyak. Jadilah ia legislative keduakalinya.
La Politica (7): Kesaksian Politik dari Taradu
Yohanes Supriyadi
No comments
0 komentar:
Posting Komentar