Kenapa Dengan Anak ?

Kampung Pehengan, demikian nama kampung itu. Sekitar 57 Km dari ibukota Kecamatan Mempawah Hulu di Karangan. Termasuk dalam wilayah geografis Desa Parigi, penduduk dikampung ini berjumlah 21 KK dengan 119 jiwa. Di kampung ini rumah-rumah guru dan pedagang sedikit dapat dikatakan layak untuk dihuni manusia, karena penghasilan dan pekerjaan mereka yang tetap dan cukup. Sangat lain dengan rumah-rumah penduduk yang pekerjaannya petani. Rumah mereka sangat sederhana, dan mungkin “ tidak layak “ untuk ditinggali oleh “manusia” yang hidup diera kemerdekaan ini.

Para guru negeri umumnya memiliki anak-anak yang sehat pertumbuhannya. Mereka cukup makan makanan yang bergizi. Jumlah mereka sedikit jika dibandingkan dengan anak-anak petani yang sangat banyak. Karena pekerjaan dan penghasilan orang tuanya yang tidak tetap dan kecil, anak-anak ini sangat lambat tingkat pertumbuhannya. Dengan kesederhanaan hidupnya, anak-anak petani hanya makan sedikit kalori dan protein. Akibatnya anak-anak terlihat tidak tumbuh dengan layak. Misalnya anak-anak itu lebih pendek daripada anak-anak lainnya. Anak-anak itu berat badannya kurang ( tidak sesuai ) dibandingkan dengan umurnya. Lengan dan kakinya lebih kurus daripada ukuran yang semestinya.

Penduduk dikampung ini berjumlah 119 jiwa dengan anak-anak 42 orang. Dengan kondisi ini maka kami membentuk team untuk mengukur tingkat gizi pada anak-anak ini. kami berpendapat bahwa seorang anak yang mendapatkan makanan yang baik dan cukup, tidak akan terlalu kurus berat badannya pasti sesuai dengan tingginya. Banyaknya jumlah anak yang kekurangan atau salah makan menandakan adanya persoalan makanan yang serius dalam masyarakat tersebut. Untuk melihat siapa yang patut bertanggung jawab atas hal ini ? untuk menjawabnya, kami mengadakan suatu riset khusus terhadap komunitas ini dengan mewawancarai 60 orang responden dari kampung Pehengan ( 25 ), Nek Anyo ( 20 ) dan Saodos (15 ) yang terdiri dari perempuan-perempuan baik ibu-ibu maupun gadis serta anak-anak usia 12-14 tahun. Hasil penelitian itu diantaranya adalah :

Beberapa keluarga petani mengaku sering kekurangan makanan, hal ini karena ladang mereka tidak luas, jumlah orang dewasa yang pekerjaannya bercocok tanam terlalu sedikit, mereka sulit memperbaiki cara bercocok tanam agar lebih mudah dan murah, mereka menanam bahan makanan untuk dimakan sendiri, keluarga mereka tidak menyimpan bibit tanaman secukupnya untuk musim tanam berikutnya, ada serangan hama serangga, binatang atau penyakit terhadap tanaman diladang. Tanaman mereka kekurangan air, keluarga itu tidak mempunyai tempat untuk menyimpan bahan makanan, ternak mereka seringkali diserang penyakit, sulit bagi keluarga itu untuk mengumpulkan bahan makanan liar, berburu atau menangkap ikan.

Beberapa keluarga petani juga tidak mampu memproduksi sendiri sebagian makanan mereka. Penyebabnya adalah ditoko-toko dan pasar seringkali kehabisan bahan makanan pokok, mereka kekurangan uang untuk membeli bahan makanan yang banyak dijual, bahan makanan terlalu mahal karena biaya transport yang mahal, mereka juga bekerja sebagai buruh yang tidak mempunyai pekeejaaan tetap, mereka kesulitan dalam menjual hasil tani dan kerajinan tangan dan ternak.

Cara memberi makan pada anak-anak yang salah. Penyebabnya adalah ibu-ibu tidak memberikan air susunya sendiri dan terlalu dini berhenti memberikan ASI, para ibu juga kekurangan makanan yang bergizi sehingga ASI nya tidak mencukupi kebutuhan bayinya, para ibu terlalu cepat hamil lagi, anak-anak mulai mendapatkan makanan padat pada umur yang terlalu muda, anak-anak hanya makan 2 kali sehari, makanan untuk anak-anak bergizi rendah, makanan terlalu keras sehingga sulit dimakan dan dicerna oleh anak, orang-orang dewasa sering lebih dulu makan sehingga anak-anak mendapat bagian yang kecil, ada tradisi yang melarang ibu-ibu dan anak-anak kecil makan makanan yang penting.



0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons