Pages

Paranormal Dayak Rambah Tanah Pasundan


Oleh : Yohanes Supriyadi

Tidak hanya “menguasai” tanah Borneo dengan ilmu magicnya, ternyata ada orang Dayak yang menjadi “penguasa” tanah Pasundan. Dengan bekal “ilmu Sapangko”, ia sukses menjadi paranormal, dan bahkan menjadi tokoh utama dalam berbagai perguruan silat ditanah Pasundan-Jawa Barat. Sebelumnya, ia hanya anak kampung Nek Maih, 24 Km dari Kota Karangan, ibukota Kecamatan Mempawah Hulu. Oleh A. Misah, ayahnya dan juga seorang guru di SDN Nek Maih, anak ketiga dari sepuluh bersaudara ini diberi nama Alexis Nasan Pamera. Pamera, dalam bahasa Dayak artinya pemarah. Siapakah anak yang bernama pamera (pemarah, red) ini ? Berikut adalah salah satu tulisan saya dalam Buku KAMI JUGA BISA: 100 Pribadi Dayak Penuh Inspirasi


Menurut Klara Seilan, ibunya, Alex lahir pada tanggal 5 Mei 1975. Sejak kecil, tuturnya, Alex sangat rajin dan tekun untuk mencapai keinginannya, termasuk belajar ilmu “sapangko” dan ilmu silat. Ia rajin belajar dikelas, namun temperamentnya sangat keras. Ia mengakui, semasa kecil, seluruh keinginannya harus dapat dicapai. Dan pengalaman hidup kemudian menempanya, di kampung yang jauh dari akses informasi dan kemajuan zaman. Ketika ia remaja, Ayahnya, A.Misah, meninggal dunia. ia begitu terpukul, karena ia amat dekat dengan ayahnya ini. menurut cerita warga, ayahnya meninggal karena serangan ilmu hitam khas Dayak; Pagayont, Polong, Dawak. Ia sedih, dan marah besar. Dalam hatinya, ia bertanya, kenapa sesama Dayak saling bunuh ?. Suatu kali, ia berniat menuntut balas terhadap pelaku ilmu hitam tersebut. Namun, keinginan kuatnya ini mendapat tentangan dari sang Ibu. “jangan kamu lawan, biarlah Tuhan yang membalasnya” ujar ibu menenangkan jiwanya yang masih muda.
Bertahun-tahun kemudian, keadaan hidup yang miskin dikampung memaksanya harus “keluar” kampung. Ia ingin sukses diperantauan.....dan tanah Jawa menjadi tujuan utamanya.
“Alex sejak kecil bercita-cita aneh, ia ingin menjadi pendekar silat seperti yang ditontonnya di televisi dan didengarnya di sandiwara radio” ujar Klara.
Sejak sekolah dasar, Alex mulai menempa ilmu silatnya. Ia berguru pada beberapa ahli silat di berbagai kampung sekitar Nek Maih. Ia menekuni beberapa ilmu silat sekaligus: Buah Lima, Silat Mawink. Suatu kali, ia mulai juga menyimpan beberapa jenis jimat dari saudara-saudara bapaknya. Dan setahun kemudian, setamat SMP, Alex memberanikan diri merantau ke tanah jawa.
Dengan sebuah kapal laut, ia mengarungi samudera, yang kala itu ditakuti. Mula-mula ia ke Jakarta, namun pada tahun 1991, ia pindah ke Bandung. Di Bandung, Alex mulai belajar ilmu silat aliran luar negeri; Kempo, Tinju, Ju-Jitsu, Kateda, PSTD, Kindo, Silat Usik, Intikai, dll. Hampir semua ilmu silat terenal dunia dipelajarinya.
Setelah merasa cocok dengan cita-cita awalnya, pada tahun 1995, bersama teman-temannya, ia mendirikan Intikai (Inti Karate Pernafasan Indonesia) tepatnya di Armed Cimahi Bandung. Setahun kemudian, Alex sudah diangkat menjadi dewan pelatih Coach Councll Keindo (Kekuatan Inti Pernafasan Indonesia) di GMM, Jl, Merdeka Bandung. Pada tahun yang sama, tepatnya 27 Januari 1997, ia mendirikan Perguruan Silat Ragajati Pamera, yang kemudian menjadi anggota tetap Ikatan Pencak Silat Indonesia Cabang Bandung. Kini, selain mengajar silat di perguruannya, ia juga menjadi konsultan spiritual dan psikologi, menulis buku, dan beragam kegiatan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar